Rabu, 24 Desember 2008

Susahnya cari Damai


Hari Senin kemarin saya dan teman-teman dari STIKOM LSPR-Jakarta diundang menonton acara TV One dengan tema CAtatan Akhir Tahun, Dalam acara tersebut menghadirkan pembicara yang berkaitan dengan peristiws dalam liputan yang paling HOT

Dalam salah satu sesi, membicarakan masalah keributan di Monas dan pada talkshow tersebut dihadirkan Guntur dari HKBB (atau apalah sebutan itu) dan Ustad yang mungkin dari front pembela Islam.Disini terjadi perdebattan yang sangat parah dan membuat saya jengkel.

Seorang Ustad seharusnya tidak berkata kasar seperti itu. Jika Anda menonton Televisi dan mungkin bukan muslim (Maap Rasis), Anda akan setuju dengan saya. Terlihat Ustad tersebut tidak mempunyai kesabaran dan tidak ada TOLERANsinya sedikitpun, padahal dari SD kita telah diajarkan untuk membangun TOLERANSI terhadap umat beragama lain.

Jika Ustadnya saja seperti tu, bagaimana dengan umat-umatnya??? Pantas saja jika sebagian umat islam (Maap saya sebenarnya tidak ingin menyebutnya, namun fakta) seperti Front Pembela ISlam dan Front Betawi Rempuk yang membuat masyarakat resah dan gelisah terhadap kelompok tersebut.

Bagaimana bisa Damai? Ustad tersebut mempermasalahkan kinerja pemerintah yang tidak bisa mencegah bentrokan seperti itu, namun menurut saya hal ini terjadi karena kurangnya rasa TOLERANSI pada orang yang mempunyai keyakinan yang berbeda. Meskipun orang itu salah seharusnya ada cara damai untuk berdiskusi daripada lewat adu otot (balok kayu, parang, batu, botol, dsb)

Bagaimana dengan generasi muda yang melihat kejadian tersebut? Ehmm, mungkin mereka akan mengikutinya. terbukti kan banyaknyya tawuran??

Fuihhh... Damai.. Damaii... Susahnya menciptakan Damai...

Fitri Yuliani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar