Rabu, 15 April 2009

Ga serem yah Dik?


Sewaktu menjemput Paul dari bandara, kita naik taxi untuk pulang dan melewati jalanan yang macet (maklum JAkarta) di daerah Puri gitu. Pemandangan sih biasa aja, macet mobil dimana-mana, kadang ada motor, dan bis.

Tapi, pas melihat ke atas.. gue ngliat ada 3 orang anak lelaki yang sedang duduk diatas truk yang cukup besaaaarrrr... Berani banget yah, apa sudah nga ada tempat bermain yang lebih aman daripada di atas truk? ehmm... Unbelivable...

Trus dari non verbal mereka, mereka juga terlihat bosan dengan kemacetan yang ada.. Mereka cemberut dan diam. hehehe

Jalan Seperti Pinguin


Sore hari gue menunggu busway jurusan Kali Deres. Dari arah blok M gue turun ke HARMONI dan buru-buru untuk mengantri busway jurusan kalideres.. Wuih... emang bener deh yah, setiap after office hour, buswayy rameeeenyaaa bukan main...

Klo bisa diliat di foto yang dengan sengaja gue foto.. hehe.. jelas banget bahwa penumpang busway rameeee.. hehehe...

Nih, gue dapet fakta pas lagi ngantri.. Yups, bener seperti yang dijudul, Jalan Seperti Pinguuin.. hehehe

Gmana nga, sesama penumpang yang lagi ngantri kita semua dengan rapatnya tanpa celah mengantri kedatangan si Busway. PAnas ya iyalah, malah ga ada udara karena terlalu mepet. Trus pas lagi jalan, kita semua hanya bisa jalan kecil aja, jadinya terlihat kyk pinguin deh.. nguikk.. nguik.. hehehe..

Gue baru ketemu 1 fenomena itu, haha, mungkin temen2 bisa nambahiin

Aduh, iseng banget sih gue.. hehe...

Banyak Orang HEBAT yang bisa jadi inspirasi kita

Sore ini aku pergi ke gereja Santo Petrus Paulus di Mangga Besar. Aku menemani pacarku untuk beribadah. Tgl 12 April-Minggu merupakan perayaan PASKAH bagi umat kristiani dan umatnya mereka berbondong-bondong ke Gereja untuk merayakan misa Paskah.
Aku dan Pau duduk agak belakang dari altar gereja. Sambil menunggu misa dimulai, aku duduk mengobrol dengan Pau. Pas lagi ngobrol tiba-tiba ada seseorang lelaki dewasa yang mengunakan tongkat penyanggah. Orang itu duduk 3 baris di depan kami dan dengan sergapnya orang itu pun duduk. Lelaki dewasa itu tidak mempunyai sepasang kaki seperti kita, dia hanya mempunyai 1 buah kaki. Aku dan Pau saling memandang dan Pau berkata, “Hebat banget yah orang itu” dan aku mengangguk tanda setuju dengan ucapan Paul. HEBAT, Iya, hanya itu yang muncul di benak aku. Orang itu sendirian datang ke gereja dan mempunyai semangat yang LUAR BIASA untuk datang sendirian dan ga malu dengan keadaannya..

Aku dan Paul mengobrol lagi, dan muncul sebuah keluarga (Ayah, balita perempuan, dan Ibu). Ibu tersebut masih terlihat muda dan sedang menggendong anak perempuannya yang masih balita dan Ayah yang mempunyai cacat fisik. Pertama kali aku melihat seorang Ayah itu mungkin kakinya di amputasi 2-2nya, tapi aku bersyukur, walaupun dia cacat tapi masih bisa mempunyai anak. Hehe.. Tapi ternyata pandanganku salah, pas berdiri untuk mengambil komuni, ternyata dia mempunyai 2 buah kaki dan memang ukurannya tidak normal. Bahasa kasarnya dia “Cebol”, tapi aku belajar, dia dan istrinya mempunyai semangat hidup yang besar dan menjadi inspirasi aku dan membuat ku malu jika dibandingkan dengan orang-orang HEBAAT tadi..

Sebagai orang yang normal, kadang kita merasa frustasi, sedih, sombong, dsb, padahal sebagai orang yang dikasih lengkap dari Tuhan kita harusnya menggunakan tubuh kita untuk menolong sesama dan mempunyai Semangat yang lebih jika dibandingkan dengan orang-orang yang serba kekurangan. Ayoo semangatkan tubuh jiwa dan ragamu dalam menjalani kehidupan yang kita ga tahu sampai kapan kita hidup…

Kamis, 02 April 2009

Senangnya bisa bermain layang-layang


Dari judulnya, upss, bukan gue yang main layang-layang.. hehe.. gue ga bisa main layang-layang.. huhu

Sepulang dari Senayan City-Volunteer Jak FM dan Gen FM, gue turun dari taxi ke benhil, abis itu gue naik P15 jurusan Benhil-Senen. Di jalan yah seperti biasa, di sore hari jam pulang kantor pula, Macet udah merupakan makanan kota Jakarta sehari-hari. Bener ga guys?

Nah, rute bisnya itu dari Benhil-Karet-Dukuh Atas-Tosari- bundaran HI puter ke arah HOtel Oriental, abis itu kita ngelewatin Restaurant Seribu Rasa trus ke arah Sekolah Theresia-menteng. kebayang ga? hehe...

Di deket lampu merah yang mau ke arah jajanan Sabang, bis gue berenti (karena lampu merah), trus gue liat ke kiri dan gue ngeliat, ada anak yang sedang asyik bermain layang-layang bersama adiknya. Gue melihat mereka tertawa bahagia bermain layang-layang.

Kalau dilihat di foto (gue motonya diem-diem), bapaknya sedang merokok sambil duduk di samping tiang dan ibunya sedang mencari barang-barang bekas atau loak deh. Anak-anaknya bermain di atas gerobak. Iya, mereka mungkin merupakan manusia gerobak yang tinggal bersama di dalam gerobaknya..

Sungguh bukan merupakan kehidupan yang diharapkan banyak orang. Tetapi jika melihat senyum yang ada di wajah anak-anak, membuat gue semakin meringis dan merasa emapati. Dngan bermain layang-layang, anak-anak itu begitu senangnya dan mungkin mereka belum merasakan kepedihan dalam mencari uang. Pikiran mereka bermain dan bermain..

Di sisi lain, gue merasa sangat sangat beruntung bisa tinggal di rumah yang cukup makanan cukup dan keluarga yang baik.. Mungkin juka dibandingkan dengan mereka, gue mempunyai banyak kelemahan ini dan itu. Mereka merupakan inspirasi gue untuk lebih bersyukur dan lebih intropeksi terhadap diri sendiri..

walaupun susah, tetapi tetap senyum bahagia...

Volunteer Gen FM and Jak FM buat charity Situ Gintung

Temen-temen pasti udah tahu kan bencana Situ Gintung di daerah Tangerang Banten.. Yups, di berita mengatakan kalau ini merupapak tsunami kecil tapi berakibat banyaknya korban jiwa (kurang lebih 100 org meninggal) dan masih ada ratusan yang hilang..

Katanya dulu Situ Gintung merupakan tempat wisata alam yang cukuo menarik dan sering dikunjungi oleh orang-orang. Situ Gintung kalau tidak salah merupakan bagunan sejak zaman Belanda yang fungsinya menampung air atau bisa dikatakan sebagai waduk deh..

Kalau di satu sisi orang bilang, ini terjadi karena kurangnya perawatan dari pihak PEMERINTAH, dan di sisi lain ada yang bilang karena pola hujan yang sangat deras dan ada juga yang bilang karena banyaknya pemukiman liar di sekitar Situ... Trus mana yang benar yah??

Kalau boleh berpendapat, saya lebih setuju dengan kelalaian dari pihak pemerintah. Pemerintah kita seakan berada dalam comfort zone aja dan sama sekali ga aware dengan masalah perawatan fasilitas masyarakat. Kalau sudah kejadian, baru deh, mereka salahin ini itu baru mau ngerawat situ-situ yang lain.. Busetttt

Harga nyawa di Indonesia tergolong murah dan sepertinya boleh diperumpamakan seperti "mati satu tumbuh seribu" secara yah, penduduk Indo tuh banyak bangett yahh.. Tapi ga bisa gitu juga yah, harusnya pemerintah lebih waspada lagi...

Back to the topic, karena kejadian inilah, maka banyak banget bala bantuan yang datang dari berbagai pihak, ada yang dari Organisasi kemanusiaan,artis ibukota, kampus, radio, koran, bahkan Partai politik (cie, mentang-mentang bakal pemilu uyy). Apapun maksud tujuan kedatangan mereka (publikasi atau ikhlas) kita turut bangga dengan mereka...

Nah, hari ini, Kamis, 2 April 2009, gue dan temen2 Mr n Ms LSPR diminta untuk menjadi relawan atau volunteer bekerjasama dengan Gen FM dan Jak FM untuk mengumpulkan dana yang akan disalurkan ke SItu Gintung.. Senang rasanya bisa membantu temen-temen dari radio besar di Jakarta..

Pertama sih aga minder yah, secara kan kalau kita liat orang-orang yang minta suka ga jjelas dan gue takut mereka yang kita mintain sumbangan akan pikir klo kita penipu.. Eh, tapi nga loh, dengan tekad bulat demi Situ Gintung, gue dkk memberanikan diri berkomunikasi dengan pengunjung Senayan City untuk meminta ketulusan menyumbang dana untuk Situ Gintung. Gue pikir, mana ada yang mau nyumbang yah.. Tetapiii ternyata.... wuihh,,,,, ada yang nyumbang 300rb, 200rb, 100rb, 50rb, dan 10,0000... ga nyangka ternyata banyak orang yang masih peduli terhadap sesama.. Gue bener bener ga nyangka banget dan gue seneng banget dapat ikut membantu korban Situ Gintung...